Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin saat menyapa pelajar SD. Foto - MC Banjarbaru untuk mediakita.co.id
MEDIAKITA.CO.ID - Wali Kota Banjarbaru, H.M Aditya Mufti Ariffin dikenal sebagai sosok murid teladan dan aktif bersosialisasi sewaktu mengenyam pendidikan di SD Mawar Kencana, atau saat ini bernama SDN Komet 2.
Di mata para gurunya, salah satunya Hj Nurjatil Hasanah (72), pria yang akrab disapa Ovie ini memiliki jiwa kepemimpinan yang paling menonjol di antara teman-teman sebayanya dulu saat masih sekolah.
--------------
Hj Nurjatil Hasanah, Guru SD Aditya Mufti Ariffin. Foto - Tim
Senyum hangat dan ramah menyambut kedatangan Mediakita.co.id, saat mengunjungi kediaman Hj Nurjatil Hasanah di Jalan Palapa II Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru pada Jumat (9/8/2024) siang.
Setelah mempersilakan masuk dan duduk, Nurjatil menyuguhi Kami minuman dan aneka camilan yang tertata rapi di atas meja ruang tamunya. Di tempat ini, Ia mengenang awal pertemuannya dengan Aditya Mufti Ariffin, murid kesayangannya dulu yang kini telah menjadi Wali Kota Banjarbaru.
"Aditya ini masuk SD Mawar Kencana dari tahun 1990, pertemuan kami itu mulai dari Ovie kelas 3 SD dan Ibu saat itu masih mengajar Matematika. Waktu Ovie sudah kelas 4, saya sudah menjadi wali kelasnya sampai kelas 6 SD," kata Nurjatil mengawali ceritanya.
Sejak saat itu kata Nurjatil, ikatan emosional antara dirinya dengan Aditya terjalin kuat. Bahkan Ia menyebut lantai rumah yang ditinggalinya selama ini, menjadi saksi bisu betapa seringnya Aditya mengikuti pelajaran di luar jam sekolah atau les di sini.
"Selain Ovie, orang tuanya juga mempercayakan kepada ibu untuk mengajari les ketiga saudara Ovie lainnya di sini," ucap Nurjatil.
Semasa SD dulu lanjut Nurjatil, sifat dan karakter Aditya seperti anak-anak pada umumnya seusianya yang suka berteman, bermain bola, bulu tangkis, dan berbagai permainan olahraga lainnya. Namun disisi lain, Ia melihat Aditya memiliki sifat rendah hati.
"Semasa Ibu jadi wali kelasnya sampai sekarang belum pernah melihat Ovie ini berkelahi, ya karena sifat rendah hatinya itu," kenangnya.
Menurut Nurjatil, jauh sebelum menjadi Wali Kota Banjarbaru, potensi kepemimpinan Aditya sudah terlihat sejak SD. Dari 52 orang temannya kala itu, Aditya lah yang paling menonjol jiwa kepemimpinannya.
Potensi ini kata Nurjatil, semakin terlihat ketika Aditya mengikuti ekstrakurikuler Pramuka dan semakin berkembang sampai dirinya duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
"Apalagi kalau soal amanah, Ovie ini yang paling amanah," ucapnya.
Saat ditanya ihwal kenangan yang paling diingat tentang Aditya, Nurjatil dengan lugas menjawab bahwa Aditya selalu meminta doa restu darinya.
"Dari dulu sampai sekarang, Ovie kalau ada apa-apa pasti mengucapkan seperti ini sama ibu, 'doakan ulun (saya) lah bu'. Kata-kata itu dimulainya dari SD kelas 4 saat mau menghadapi ujian, dan sampai kuliahnya pun saat menghadapi ujian akhir disetiap semesternya, pasti Ovie menelepon dan mengucapkan itu," terangnya.
Tak hanya saat menghadapi ujian sekolah atau semester tambah Nurjatil, Aditya juga meminta doa restunya ketika dirinya hendak maju pada pemilihan Anggota DPR RI, termasuk saat Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Banjarbaru tahun 2019 lalu.
"Ada masanya Ovie juga menelepon Ibu pada jam-jam tahajud sekitaran jam 1, dia pasti menanyai ibu, 'Ibu sehat bu', itu bukti Ovie ini sangat bakti dan hormat kepada gurunya walau sudah terpisah lama dari kelulusan SD-nya," ungkapnya.
Disuatu malam lanjut Nurjatil, Ia mengaku pernah menelepon Aditya saat masih menjadi anggota DPR RI dan memintanya pulang untuk menata Kota Banjarbaru. Karena menurutnya dimasa itu, sektor pendidikan masih sangat minim mendapat perhatian.
Ia pun lantas mengungkapkan rasa syukurnya, ketika Aditya terpilih menjadi Wali Kota dan berhasil memberikan perubahan serta kemajuan terhadap dunia pendidikan di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini.
"Alhamdulillah syukur, karena ibu ini termasuk saksi hidup bagaimana dunia pendidikan yang ada di Banjarbaru, apalagi waktu kami masih tergabung sama Martapura. Dari ibu diangkat menjadi guru pada tahun 1974 itu, apapun yang terbaik di Banjarbaru ini pasti yang keluar namanya Martapura. Jadi, setelah berdiri sendiri menjadi kelihatan berbagai macam prestasi di bidang apapun, apalagi diperiode Ovie ini," tuturnya.
Meski begitu, Nurjatil menyarankan guru-guru penggerak muda yang ada di Kota Banjarbaru ini untuk selalu berinovasi dan berani membawa perubahan di sekolah-sekolah yang bukan termasuk sekolah top.
"Sekarang ibu lihat guru penggerak ini ditempatkan oleh dinas pendidikan selalu di sekolahan yang top, harusnya dimulai dari sekolah kalangan bawah supaya mereka ada pengalaman membaguskan sekolah itu," cetusnya.
Kendati demikian, Nurjatil menyebut Aditya sudah memberikan dan menggagas begitu banyak program pendidikan yang bermanfaat bagi masyarakat Kota Banjarbaru, termasuk peningkatan kualitas guru, di antaranya melalui program Sekolah Berbahasa Inggris "Cambridge English Teacher Training Stage 1 dan 2", sampai program daurah yang memberangkatkan guru-guru agama atau ulama ke Hadramaut, Yaman.
"Saya sebagai gurunya sangat yakin untuk Ovie memimpin kembali Banjarbaru di periode kedua ini, karena sangat jelas majunya Banjarbaru saat ditata Ovie, apalagi pendidikan dan lingkungan yang selalu dapat penghargaan," doanya.
Ia pun berharap masyarakat di kota berjuluk Idaman ini, bisa memberikan satu kesempatan lagi untuk Aditya agar bisa kembali memimpin dan meneruskan pembangunan Kota Banjarbaru, yang sempat terhambat akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, Nurjatil juga berpesan masyarakat Banjarbaru harus benar-benar cerdas dalam menentukan pilihan, karena program dan realisasi pembangunan yang telah dijalankan dengan baik oleh Aditya di periode pertamanya sebagai Wali Kota Banjarbaru, bisa dinikmati dan dirasakan bersama-sama.
"Harapan pribadi ibu ke Ovie cuma supaya dia amanah dan menjalankan tugasnya dengan baik. Disetiap doa, Ibu selalu mendoakan Ovie agar sehat karena Banjarbaru menantikan dia," tutupnya sembari tersenyum. (dk/rdn)