Penulis:
- Najla Nabila
- Hendy Mustiko Aji SE., M.Sc
Ilustrasi. Strategi endorsement bagi peluang bisnis. Foto - Net
MEDIAKITA.CO.ID - Endorsement menjadi salah satu strategi bisnis yang memiliki dampak cukup besar dengan sistem yang lebih sederhana, yakni dengan memanfaatkan sosok yang dikagumi dan memiliki potensi dalam memengaruhi orang lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, celebrity endorsement menjadi kata kunci populer dalam mesin pencarian. Strategi promosi ini semakin diminati karena adanya integrasi antara perkembangan teknologi informasi dengan kreativitas seseorang, sehingga sosok endorser pada zaman sekarang tidak hanya dari kalangan selebritis. Salah satu teori yang berkaitan dengan topik celebrity endorsement yaitu The Source Credibility Model.
Menurut teori ini, kekuatan persuasi dari seorang akan semakin kuat ketika seorang endorser mampu memiliki beberapa karakteristik seperti daya pikat (attractiveness), keahlian (expertise) dan kepercayaan (trustworthiness). Keberagaman konten dan pelaku endorsement menjadikan industri kreatif dan bisnis semakin berkembang dan maju setiap tahunnya. Semakin dekat citra endorser dengan citra merek, maka semakin tinggi tingkat kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Pada dasarnya, konsumen akan bersedia untuk membeli sebuah produk, jika selebritis tersebut relevan terhadap barang dan jasa yang di-endorse (Mirabi et al., 2021).
-Ulama Sebagai Endorser-
Salah satu tokoh yang memiliki potensi menjadi endorser yaitu seorang ulama. Ulama merupakan orang yang dihormati bagi masyarakat beragama islam karena memiliki ilmu agama yang ditunjukkan untuk kemasalahatan umat Muslim. Selain followers dari seorang ulama menjadi poin dari endorser, ulama tentu memiliki skill komunikasi yang baik dan bersifat persuasif. Produk yang match-up dengan karakter dari seorang ulama salah satunya adalah layanan haji dan umrah.
Pada saat pandemi Covid-19, umrah dan haji tidak dilaksanakan karena peraturan dari Saudi Arabia. Indonesia sendiri tercatat kurang lebih 60.000 calon jemaah yang tertunda keberangkatannya ke tanah suci Mekkah. Menunaikan haji dan umrah menjadi keinginan seluruh umat Islam di seluruh dunia. Sehingga, ketika seorang Muslim memiliki kesiapan baik lahir maupun batin, maka dapat terbesit niat dengan segala usaha yang dilakukan seperti menabung, investasi, ataupun cara lainnya. Travel agent haji dan umrah hanya satu dari banyaknya produk yang dapat di-endorse oleh ulama. Namun, jika dilihat pada keberagaman produk yang ada, tentu menjadi objek yang menarik dan universal.
Najla Nabila. Foto - Istimewa
-Apakah endorsement yang dilakukan oleh ulama dapat efektif?-
Penelitian yang dilakukan kepada 145 orang yang berusia diatas 18 tahun, menjelaskan bahwa mereka memiliki niat untuk menggunakan jasa dari biro perjalanan Haji dan Umrah yang di-endorse oleh ulama yang diikuti. Dalam hal ini, kredibilitas dari ulama yang membuat masyarakat percaya terhadap produk yang di-endorse.
Beberapa hal yang menjadikan strategi ulama sebagai endorser berpengaruh terhadap minat konsumen menggunakan jasa layanan haji dan umrah yang di-endorser:
1. Keahlian, pengalaman, kompetensi, dan kualifikasi ulama menjadikan ulama dapat dianggap endorser yang kredibel. Bakat, daya tarik, kepercayaan, dan kesuksesan dari celebrity endorser yang dapat menjadi daya jual agar konsumen terpengaruh oleh endorsement yang dilakukan menurut Osei-Frimpong et al. (2019).
2. Kredibilitas endorser menjadi salah satu aspek pertimbangan oleh konsumen dalam memilih biro perjalanan haji dan umrah, selain perlunya perencanaan yang baik, perhitungan keuangan, mengetahui reputasi dengan review testimoni ketika ingin menggunakan jasa layanan haji dan umrah.
3. Kredibilitas biro perjalanan haji dan umrah.
Kredibilitas berkaitan dengan reputasi dari biro tersebut, dapat tergambar dalam pertanyaan; “Apakah mampu dan mau memberikan apa yang dijanjikan?"
Jika dilihat pada kasus nyata seperti kasus salah satu travel agent haji beberapa tahun lalu yang menggegerkan seluruh masyarakat di Indonesia, di mana owner dari perusahaan tersebut melakukan penipuan kepada calon jemaahnya. Sehingga, perlu ditekankan bahwa travel agent haruslah profesional, jujur, dan amanah. Apabila biro perjalanan haji dan umrah dianggap kredibel oleh konsumen sejak awal, maka strategi ulama endorsement akan lebih efektif. Hal tersebut tentu berpengaruh pada niat beli konsumen. Hasil ini masuk akal karena tanpa sikap positif terhadap suatu merek, maka niat beli tidak akan terbentuk.
4. Kualitas pelayanan dari biro perjalanan juga menjadi salah satu concern. Persepsi kualitas mengacu pada opini konsumen yang subjektif tentang merek. Persepsi konsumen dapat memberikan alasan untuk membeli suatu produk pada merek tertentu berdasarkan perbedaan tersebut (Pappu et al., 2005). Oleh karena itu, biro perjalanan haji dan umrah harus dianggap kredibel dan mampu menujukkan kualitas yang seharusnya, agar persepsi konsumen tidak terpatahkan.
Dengan demikian, strategi endorsement yang digunakan untuk menarik konsumen dapat lebih efektif dengan kepercayaan yang telah dibangun oleh biro perjalanan tersebut. Selain itu, kredibilitas dari biro perjalanan haji dan umrah menjadi pertimbangan yang cukup baik bagi masyarakat yang memiliki niat untuk haji atau umrah.