Pencarian

Wakil Rakyat Pertanyakan Kepedulian Warga Seribu Sungai

Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Sukhrowadi. Foto - Hans

MEDIAKITA.CO.ID - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin mewanti-wanti pemerintah kota untuk semakin serius menangani permasalahan banjir yang terjadi.

Karena menurutnya, jika tidak segera dilakukan normalisasi pada anak-anak sungai dan mengaktifkan kembali kanal-kanal yang dirancang dan dibangun Belanda, bukan tidak mungkin banjir akan menjadi bencana rutin yang melanda ibu kota Kalimantan Selatan ini.

"Tidak ada pilihan lagi bahwa hari ini Banjarmasin masih dalam kondisi tanggap darurat dan merasakan akibat banjir yang luar biasa dalam waktu 50 tahun terakhir," kata Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Sukhrowadi kepada jurnalis Mediakita.co.id usai menghadiri pembukaan Musrenbang di Kantor Kecamatan Banjarmasin Utara, Rabu (8/2/21).

Anggota DPRD Fraksi Golkar itu menyebutkan, pembiaran terhadap bangunan-bangunan yang berdiri di atas sungai merupakan suatu kelengahan dan akhirnya berujung pada pelanggaran terhadap hukum yang berlaku.

Oleh sebab itu, ujarnya, tidak ada kata lain bahwa Banjarmasin harus tegakkan Perda dan normalisasi sungai. Lantaran informasi prakiraan yang didapatnya bahwa hingga Maret mendatang intensitas hujan tinggi masih akan berlangsung.

"Kalau tidak kita menjadi kota yang terendam banjir atau air kiriman," ucapnya dengan nada ketus.

Sukhrowadi menyatakan bahwa perda mengatur bahwa tidak diperbolehkan membangun sebuah bangunan di atas sungai. Jika sudah dibangun ungkap Sukhrowadi, berarti ada yang salah.

"Akibatnya, kanal-kanal di Jalan Ahmad Yani dan di Jalan Veteran tidak berfungsi maksimal sehingga menyebabkan penyumbatan di bawah cekungan, terutama di Jalan A.Yani KM 6 yang merupakan imbas dari kiriman hulu," terangnya.

Meski demikian, Dia tetap mengapresiasi Pemkot Banjarmasin yang telah membentuk satgas khusus penanganan banjir dengan tugas memantau dan menginventarisir bangunan-bangunan di atas sungai untuk segera dilakukan pembongkan.

"Tidak ada pilihan lagi sungai adalah kehidupan yang harus kita selamatkan," tegasnya.

Kemudian, masih ujar Sukhro, melihat kondisi riil di lapangan, ads empat kelurahan masih rawan terjadi banjir karena aliran sungai ditumbuh kembangkan dengan bangunan permukiman, ditambah lagi sedimen tanah tertutupi oleh tumpukan sampah.

Dia juga mempertanyakan di mana semangat gotong royong dan kepedulian warga Kota Banjarmasin terhadap lingkungan saat ini.

"Ada apa kepedulian warga Banjarmasin saat ini? Semangat gotong royong kita kemana? Banjir di Surgi Mufti sudah hampir menenggelamkan kubah keramat," jelasnya.

 Untuk itu, Ia meminta agar semua pihak meningkatkan kewaspadaan. Walaupun banjir kini sudah berangsur surut dan tinggal menyisakan tiga kecamatan yakni Banjarmasin Timur, Banjarmasin Tengah serta Banjarmasin Utara.

Pasca banjir juga memerlukan perhatian ekstra, karena masyarakat rentan terserang penyakit khususnya gatal-gatal.

"Jika begini terus, banjarmasin bisa tenggelam. Melihat ketinggian air laut sudah mencapai di bawah dua koma sekian," sebutnya.

Wakil rakyat itu juga mengimbau seluruh pihak tak terkecuali insan pers dalam mendorong semangat gotong royong masyarakat Seribu Sungai untuk tetap mencintai lingkungan sekitar.

"Dan harapan saya semoga kawan kawan media juga mendorong semangat gotong royong bagi warga kota," tandas Sukhro. (hns)