Pencarian

Warga Desa Ini Masih Produksi Ikan Asin

Pengolah ikan asin kering masih cukup banyak ditemui di Desa Sungai Batang. Foto - Sairi

MEDIAKITA.CO.ID - Aroma khas ikan asin sudah tercium dari kejauhan. Kian semerbak, lantaran cuaca terik dengan bebasnya menjemur lauk yang begitu nikmat ketika sudah digoreng, kemudian disantap dengan nasi panas plus sambal ini.

Rupanya, ikan-ikan asin ini ramai diproduksi dan dijemur oleh warga Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar.

Dari pantauan Jurnalis Mediakita.co.id, terlihat warga setempat menjemur ikan sepat yang sudah dibersihkan dan diasinkan, di atas bambu yang sudah dianyam (ampang) dan diletakkan di pinggir jalan.

“Alhamdulillah beberapa hari ini cuaca panas, jadi kita bisa menjemur ikan sepat,” ujar Kholidah, salah seorang warga pengolah ikan asin, baru baru tadi.

Kholidah menerangkan, ikan sepat hasil tangkapan suaminya itu nantinya akan dijual di Pasar Martapura dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 45 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogramnya. Sedangkan untuk jenis ikan lain yang juga sudah dijadikan ikan kering, harganya dapat mencapai Rp 75 ribu per kilogramnya.

"Kalau ikan haruan (ikan gabus) harganya lebih tinggi dari ikan sepat. Bisa mencapai 75 ribu (rupiah) per kilogramnya,” ungkapnya.

Untuk membuat ikan kering ini, Kholidah menjelaskan, pertama-tama ikan dibersihkan, setelah itu diberi (ditaburi) garam, kemudian dijemur dengan cara disusun satu persatu di atas anyaman bambu. Nantinya jika sudah mulai mengering, ikan yang dijemur itu harus dibalik lagi, agar sisi lainnya juga kering.

“Menjemur ikan ini harus sabar, satu persatu gak bisa langsung banyak. Dan kalau cuaca bagus, satu hari sudah jadi. Tapi kalau mendung, kadang sampai 3 hari,” jelasnya.

Di sisi lain, hujan yang masih cukup sering turun dalam beberapa waktu terakhir ini menurut Kholidah, menjadi salah satu kendala bagi pengolah ikan asin kering untuk menjalankan usahanya. Bahkan, ia harus berjaga-jaga bila sewaktu-waktu hujan turun.

Selain itu, jika cuaca tidak panas, ia terpaksa harus mencuci dan menggarami kembali ikan-ikan sepat itu. Tujuannya, agar ikan yang diolah tidak sampai rusak atau membusuk.

"Agak repot kalau penghujan seperti ini menjaganya. Siap selalu kalau-kalau hujan turun, menutupi ikan sepat menggunakan plastik," demikian kata Kholidah. (sai)