Pencarian

Duh, Sebanyak 11 SD Negeri di Banjarbaru Kekurangan Siswa


Aktivitas belajar mengajar di SDN 3 Palam, Kota Banjarbaru. Foto - Putra

MEDIAKITA.CO.ID - Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024–2025 tingkat Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Banjarbaru telah selesai.

Namun, dari total 68 SDN yang tersebar di lima Kecamatan di Banjarbaru, 11 sekolah di antaranya masih kekurangan siswa. Bahkan tidak sampai 28 siswa dalam satu rombongan belajar (rombel).

Rinciannya, SDN 1 Cempaka sebanyak 10 siswa, SDN 2 Cempaka 14 siswa, dan SDN 6 Cempaka 19 siswa.

Kemudian di SDN 3 Palam yang hanya memperoleh 8 siswa, SDN 2 Bangkal sebanyak 15 siswa, dan SDN 3 Sungai Tiung 10 siswa.

Bergeser ke sekolah yang berada di tengah kota, yakni SDN 2 Mentaos tahun ini hanya mendapat 14 siswa. Lalu di SDN 3 Loktabat Utara sebanyak 11 siswa, SDN 2 Guntung Paikat 15 siswa, dan SDN 3 Guntung Payung 12 siswa. Terbanyak ada di SDN 2 Sungai Ulin yang berhasil menarik 20 siswa. 

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Dedy Sutoyo mengatakan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan sejumlah SD itu mengalami kekurangan peserta didik, di antaranya seperti lingkungan sekitar sekolah yang penduduknya tidak produktif lagi sehingga angka fertilitas tidak ada dan anak-anak usia SD pun sedikit.

"Kemudian lokasi SDN yang juga berdekatan dengan sekolah dengan kemampuan tampungan rombel melebihi kebutuhan yang diperlukan, serta lokasi SD yang jauh dengan pemukiman warga," terang Dedy, Kamis (18/7/2024).

Untuk wilayah Cempaka, menurut Dedy penyebab kurangnya peminat sekolah negeri yakni adanya kultur budaya masyarakat sekitar yang lebih memilih sekolah keagamaan.

"Wilayah Cempaka para orang tua di sana lebih memilih menyekolahkan anaknya ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau pesantren, ketimbang di sekolah negeri karena sudah budaya mereka," katanya.

Namun diakuinya, untuk menyelesaikan persoalan sekolah negeri yang sepi siswa itu masih ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. 

"Misal regrouping menjadikan SMA atau SMP untuk memecah jalur zonasi. Tapi itu belum keputusan final. Tentu kami akan gali kebutuhan di bawahnya," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala SDN 3 Palam, Rica Dwi Erlina mengatakan tahun ajaran 2024/2025 ini, pihaknya hanya mendapatkan 8 siswa baru. Jumlah ini sebutnya, jauh menurun jika dibandingkan dengan tahun lalu, di mana sekolah yang ia pimpin menerima sebanyak 13 orang siswa. 

"Sebenarnya kondisi seperti ini kayaknya sudah diprediksi, lantaran lokasi sekolah kami posisi geografisnya sudah di ujung daerah dan tidak ada perumahan yang berkembang. Alhasil ya seperti ini," ujarnya.

Rica mengakui para siswa baru yang masuk rata-rata tempat tinggalnya tak jauh dari sekolah.

"Kami menggaet siswa yang di sekitar lingkungan sekolah saja. Kalau siswa yang rumahnya di Purnawirawan depan, sudah pasti mereka mendaftar ke sekolah SDN yang di depan," sebutnya.

Padahal dari segi sarana prasarana sekolah kata Rica, SDN 3 Palam sudah tertata rapi dan nyaman, bahkan memiliki ruang komputer sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar siswa.

“Kami hanya kalah di posisi sekolah, tapi dari segi pelayanan kami meyakini dapat bersaing dengan sekolah lain,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga telah gencar melakukan sosialisasi lewat sosial media, serta mendekatkan diri ke TK terdekat untuk membagikan brosur.

“Kami sudah melakukan beragam upaya untuk memikat siswa bersekolah di SDN 3 Palam, tapi itu semua kembali kepada pilihan orang tua murid,” tuturnya. 

Ia berharap kedepannya ada pengembangan kawasan perumahan di wilayah Kelurahan Palam.

“Semoga bisa menjadi harapan untuk penambahan siswa,” pungkasnya. (P.Silitonga)