Pencarian

Menengok 'Dunia' di Toko Buku Tua di Kota Banjarbaru


Toko Buku Hamdi. Foto - Salim

MEDIAKITA.CO.ID - TOKO BUKU. Apa yang tergambar di benak kita ketika membaca kata tersebut? 

Adalah suatu tempat bertemunya beragam buku lintas genre yang menunggu takdirnya dibawa pulang oleh pembeli. Atau satu ruang yang kini secara perlahan mulai tergerus di era digital.

***

Melintasi lorong waktu, mengunjungi museum lampau. Begitulah yang tergambar di benak penulis ketika pertama kali melangkahkan kaki di Toko Buku Hamdi. Bangunan yang ukurannya sebanding dengan kamar kos ini masih betah berdiri di antara deretan toko di Jalan Kemuning No 11, Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru. 

Kesan tua, riwayat panjang suatu perjuangan terlihat dari lanskap toko buku ini. Klasik dan banyak memproduksi kenangan.

Usai memasuki ruang tersebut, terlihat buku-buku berjejalan mengisi rak yang tersandar ke dinding. Dan di lantai, di dalam kardus bertumpuk berbagai buku yang berusia lampau.

Dengan senyum yang ramah, Iyan, penjaga satu-satunya toko itu menyilakan saya melihat-lihat berbagai buku yang menjadi koleksinya. Kemudian, pandangan mata saya edarkan, lantas terlihatlah berbagai macam buku yang sebagian tampak pudar sampulnya 

Sebagian besar, buku-buku yang menghuni Toko Buku Hamdi adalah buku pelajaran, dari sekolah dasar hingga perkuliahan. Hal ini memang diakuinya, sejak awal berdiri toko ini memang khusus menjual buku yang diperlukan para siswa dan mahasiswa.

Iyan bercerita, sejarah panjang Toko Buku Hamdi di Kota Banjarbaru bermula di kisaran tahun 90'an, atau era ketika Pak Harto duduk manis di istana kepresidenan. 

Awal mulanya, sebelum memutuskan  berdiri di kota yang berjuluk Idaman ini, toko buku ini menjual beragam buku secara eceran di daerah Kota Banjarmasin. Pencetusnya adalah Hamdi, masih terbilang berkerabat dengan Iyan. 

"Awalnya kami menjual buku-buku itu di atas gerobak, tidak memiliki tempat yang tetap," cerita Iyan, Sabtu (26/11/22).

Setelah di Banjarmasin, Hamdi dan Iyan bersepakat melebarkan sayapnya di Kota Banjarbaru. Di mana ketika saat itu, masih belum ada toko buku. Bisa dibilang, Toko Buku Hamdi adalah toko buku yang pertama kali berdiri.

Saat itu, ketika jaringan internet belum hadir, Jalanan Kemuning masih berupa ruang yang kosong, belum ada deretan toko-toko seperti sekarang ini, kata Iyan, toko buku yang dikelolanya menjadi tempat orang-orang membeli buku.

Era reformasi masuk, toko buku masih menjadi primadona masyarakat dalam menggali beragam informasi dan pengetahuan. Banyak masyarakat umum, mahasiswa, juga para pelajar yang berkunjung ke Toko Buku Hamdi. 

Seiring berjalannya waktu dan bergantinya musim, era digitalisasi menggempur dari segala arah. Smartphone mulai lazim ditemukan di berbagai tempat, toko buku secara perlahan mulai ditinggalkan pembeli.

Kini banyak toko buku fisik tidak lagi mampu bertahan di era informasi semakin mudah diakses, bahkan ketika rebahan. Namun, dengan realitas begini, Toko Buku Hamdi masih terus bertahan dari berbagai gempuran.

"Di saat begini, untuk membangun toko buku perlu dipikirkan secara matang-matang, perlu perjuangan untuk mempertahankannya," kata Iyan.

Hal demikian, menurut Iyan, tersebab saat ini sebagian besar orang tidak lagi melirik toko buku fisik, karena mereka bisa mengakses informasi dari genggaman di manapun berada atau membeli secara online.

Sejak awal hingga kini, Toko Buku Hamdi masih bersetia menjual beragam buku sekolah dan perkuliahan, walau diakuinya saat ini tidak lagi seramai dahulu. 

"Pendapatan saat ini belum pasti, tidak seperti dulu lagi," ucapnya sambil tersenyum.

Mendengar ucapan tersebut saya juga mengaminkan, di mana hal ini sebagai konsekuensi dari perkembangan teknologi informasi.  Tiba-tiba  saya teringat celoteh seorang kawan.

"Dulu buku adalah jendela dunia, kini internet adalah dunia itu sendiri," tutupnya. (slm)