
Aksi teatrikal tagih janji pemerintah tuntaskan kasus Munir. Foto - Tim
MEDIAKITA.CO.ID - 18 tahun berlalu, teka-teki otak utama dibalik kematian aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalib tak kunjung menemui titik terang.
Setidaknya, misteri kasus yang merenggut nyawa pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) itu masih melekat dibenak puluhan pemuda di Kota Banjarmasin yang menamakan diri mereka sebagai Gerakan Kolektif Kalsel.
Bertajuk September Hitam, mereka menggelar demo dibalut aksi teatrikal yang menggambarkan perjuangan aktivis HAM ditengah berbagai rintangan sulit.
Dalam aksi yang berlangsung di Jalan Bank Rakyat atau tepatnya di belakang Hotel Arum, massa menagih janji kepada pemerintahan Joko Widodo agar mengusut tuntas kasus pembunuhan Munir.
“Contohnya kasus munir kemarin, kita ingin kasus tersebut bisa dinaikkan menjadi kasus pelanggaran HAM berat," tekan Perwakilan Gerakan Kolektif Kalsel, Rizky Nugroho, Kamis (8/9/22) petang.

Massa aksi membawa poster bertuliskan sindiran terhadap penanganan kasus kematian aktivis HAM, Munir Said Thalib. Foto - Tim
Massa juga meminta negara untuk memenuhi tanggung jawabnya terhadap kasus pelanggaran HAM seperti tragedi 1965, tragedi Tanjung Priok 1984, peristiwa Semanggi II 1999, dan kasus pembunuhan Munir.
Selain itu, mereka juga menuntut negara untuk bertanggung jawab terhadap kematian sejumlah aktivis saat aksi Reformasi Dikorupsi pada 2019.
Kami ingin negara menuntaskan kasus-kasus yang belum selesai itu," tambah Rizky.
Tampak beberapa peserta aksi membawa bingkai foto bergambar tokoh-tokoh yang menjadi korban pelanggaran HAM, seperti Munir. Mereka berdiri untuk menyuarakan pelanggaran tersebut.
Beberapa dari mereka juga membawa poster tulisan kasus-kasus pelanggaran HAM yang dibagikan di lampu merah Jalan Lambung Mangkurat.
Teatrikal jalanan tersebut dilanjutkan dengan orasi dari beberapa perwakilan peserta aksi, kemudian ditutup dengan penaburan buang di atas bingkai foto sejumlah tokoh yang dianggap menjadi korban pelanggaran HAM berat. (brl/tim)