Pencarian

SMAN 1 Martapura dan SMAN 2 Banjarbaru Matangkan Langkah Sambut Coding dan AI


SMAN 1 Martapura siap melaksanakan penerapan Coding dan Kecerdasan Artifisial

MEDIAKITA.CO.ID – Dua sekolah menengah atas di Kalimantan Selatan, yakni SMAN 1 Martapura dan SMAN 2 Banjarbaru, menyatakan kesiapan mereka dalam menyambut penerapan pembelajaran Coding dan Kecerdasan Artifisial (AI) sesuai kebijakan kurikulum nasional terbaru.

Kepala SMAN 1 Martapura, Eko Sanyoto, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah awal guna mendukung pelaksanaan kurikulum tersebut. Salah satunya dengan berkoordinasi bersama tim pengembang kurikulum untuk menyiapkan pembelajaran coding dan AI di sekolah.


Wakil Kepala SMAN 2 Banjarbaru, Fitri

“Kami sudah menunjuk satu guru untuk mengikuti pelatihan coding yang akan dilaksanakan mulai 28 Juli hingga 1 Agustus 2025. Sementara ini, coding tetap kami integrasikan ke dalam mata pelajaran Informatika,” ujar Eko saat di temui pihak Mediakita.co.id, Jumat (25/7/2025).

SMAN 1 Martapura memiliki dua guru TIK yang akan dilibatkan dalam pengajaran coding dan AI. Dengan jumlah 10 rombongan belajar (rombel) di kelas X, Eko menyebut bahwa satu hingga dua guru dinilai cukup untuk menjalankan pembelajaran secara efektif.

Di sisi lain, SMAN 2 Banjarbaru juga menunjukkan komitmen yang sama. Wakil Kepala Sekolah, Fitri, menyebut sekolahnya telah mengikuti arahan dari MKKS dan Dinas Pendidikan yang mendorong seluruh sekolah negeri untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan persiapan pembelajaran coding dan AI.

“Awalnya kami sudah mendaftar pelatihan coding untuk gelombang kedua yang dijadwalkan September 2025. Namun karena kegiatan belajar mengajar sudah berjalan, untuk tahun ajaran ini kami belum memasukkan Coding dan Kecerdasan Artifisial (KKA) sebagai mata pelajaran pilihan,” jelas Fitri.

Sebagai gantinya, SMAN 2 Banjarbaru tetap menyisipkan materi coding dalam pelajaran Informatika yang menjadi bagian dari kurikulum utama. Coding dianggap sebagai bagian dari Informatika, sehingga dasarnya tetap dapat diajarkan kepada siswa.

Fitri menjelaskan, bahwa dua guru informatika yang dimiliki sekolah telah mempelajari modul KKA secara mandiri melalui berbagai webinar dan sumber digital. Guru yang didaftarkan pelatihan akan menjadi pengampu utama saat KKA diterapkan di tahun ajaran berikutnya.

Dengan 10 rombel di kelas X, pihak sekolah akan menyesuaikan pengajaran KKA berdasarkan minat siswa. Jika yang memilih hanya tiga atau empat rombel, pelaksanaan tetap difasilitasi. 

"Satu guru pun sebenarnya cukup, apalagi dua. Yang penting distribusi jamnya sesuai agar tidak mengganggu sertifikasi guru lain," ungkapnya.

Sebagai bentuk kesiapan, SMAN 2 Banjarbaru bahkan sudah lebih dulu melakukan pelatihan internal. Pada Agustus ini mereka mendatangkan narasumber dari luar untuk pelatihan kurikulum. Sebelumnya, Maret lalu juga telah dilaksanakan perencanaan internal.

"Dengan berbagai persiapan tersebut, pihak sekolah menyatakan sangat siap menjalankan program pembelajaran coding dan AI," tutupnya. (rdn)