Dispar Kalsel Latih Pokdarwis HSU Kembangkan Narasi Lokal Lewat Bimtek Storytelling
Foto – MC Kalsel untuk Mediakita.co.id

MEDIAKITA.CO.ID – Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalimantan Selatan terus berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pariwisata di daerah. Salah satunya melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Storytelling bagi pengelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) kabupaten/kota di Kalsel.
Kegiatan kali ini menyasar sejumlah Pokdarwis di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sebagai bagian dari program pengembangan destinasi wisata berkelanjutan.
Plt Kepala Dispar Kalsel, Muhammad Syarifuddin melalui Kepala Bidang Pengembangan Destinasi, Mugeni, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus memperkuat kemampuan Pokdarwis dalam mengemas potensi wisata daerah agar lebih menarik dan bernilai jual tinggi.
“Kemampuan storytelling atau bercerita memiliki peran penting dalam pengembangan destinasi wisata. Di tengah persaingan yang semakin ketat, wisatawan kini tidak hanya mencari tempat yang indah, tetapi juga pengalaman, makna, dan cerita yang menggambarkan sejarah, budaya, serta kehidupan masyarakat setempat,” ujar Mugeni, Rabu (30/7/2025).
Dalam pelatihan tersebut, Dispar Kalsel menghadirkan praktisi storytelling asal Banua, Novyandi Saputra, sebagai narasumber utama dengan tema “Narasi Lokal, Impact Global.”
Mugeni menambahkan, kemampuan bercerita yang baik memungkinkan Pokdarwis menjual destinasi bukan hanya sebagai tempat wisata, tetapi sebagai pengalaman yang berkesan.
“Cerita yang disampaikan dengan baik mampu menghidupkan nilai-nilai lokal, meningkatkan daya tarik destinasi, serta membangun ikatan emosional dengan wisatawan,” tambahnya.
Ia juga mendorong agar Pokdarwis memanfaatkan media digital dalam menyampaikan kisah-kisah lokal agar lebih menarik dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten HSU, Syaifullah, menegaskan bahwa pengembangan pariwisata berkelanjutan tidak bisa dilepaskan dari peran aktif masyarakat, khususnya Pokdarwis.
“Pokdarwis tidak hanya menjaga dan mengelola tempat wisata, tetapi juga menjadi pelaku utama dalam membangun narasi lokal. Mereka adalah narator alami yang menghadirkan pengalaman otentik bagi wisatawan,” jelasnya.
Syaifullah menilai, kekuatan utama Pokdarwis terletak pada keaslian cerita yang mereka sampaikan.
“Mereka tidak harus menjadi pembicara profesional. Cukup menjadi diri sendiri, karena mereka hidup di dalam cerita yang mereka ceritakan. Mari kita angkat kisah-kisah kecil dari kampung, sungai, rawa, dan ladang, agar dunia mengenal Kalimantan tidak hanya dari hutannya, tapi juga dari manusianya yang mampu bercerita dengan hati,” pungkasnya. (adv/rdn)


