Home » Program TUNTAS BANJAR Turunkan Angka Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Banjar

Program TUNTAS BANJAR Turunkan Angka Anak Tidak Sekolah di Kabupaten Banjar

Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar. Foto – Dok Raden

MEDIAKITA.CO.ID – Program Terobosan Untuk Anak Tidak Sekolah (TUNTAS BANJAR) yang dijalankan Pemerintah Kabupaten Banjar melalui Dinas Pendidikan terus menunjukkan hasil positif. Berdasarkan data terbaru, jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Banjar berhasil ditekan dari sekitar 17 ribu menjadi 14.440 anak.

Capaian ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Kementerian Agama (Kemenag), serta satuan pendidikan nonformal yang tersebar di berbagai wilayah.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar, Liana Penny, melalui Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Nonformal (PNF) Disdik Banjar, Arliza Maysari, menjelaskan bahwa dari total 42 pondok pesantren yang terdata di Kemenag, terdapat 9 pondok pesantren yang telah bergabung dalam sistem TUNTAS BANJAR di bawah naungan Dinas Pendidikan.

“Kesembilan pondok itu yakni Pondok Darussalam, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Miftahusyubyan, Syafaat, Bukhari Muslim, Sulamul Sabniah, Faizurrahman, Nurul Hikmah, serta Darut Ta’lim dan Hidayat Thalibin,” ujarnya, Kamis (23/10/2025).

Menurut Arliza, pondok-pondok tersebut tersebar di beberapa kecamatan dan menjadi bagian penting dalam mendukung pendidikan nonformal di Kabupaten Banjar.

“Pondok di bawah Kemenag menginput data melalui sistem EMIS, sedangkan pondok yang berada di bawah Dinas Pendidikan menggunakan Dapodik. Ada juga pondok yang sudah terdaftar di keduanya,” jelasnya.

Ia menambahkan, Dinas Pendidikan Banjar akan terus berkoordinasi dengan Kemenag untuk menyandingkan data pondok yang belum terdaftar.

“Kami akan melakukan rapat koordinasi agar datanya sinkron. Nantinya akan disepakati apakah mereka tetap di bawah Kemenag atau bergabung ke Dinas Pendidikan,” tambahnya.

Arliza menegaskan, program TUNTAS BANJAR akan terus dilanjutkan melalui sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat serta tokoh agama.

“Masih ada sebagian pondok yang belum memahami sepenuhnya tentang pendidikan nonformal. Kami akan terus melakukan pendekatan agar semua anak di Kabupaten Banjar bisa mendapatkan hak pendidikannya,” pungkasnya. (rdn)